Kawah Sileri
Di tengah hamparan pegunungan Dieng yang berselimut kabut putih, ada sebuah kawah yang selalu memancarkan aura mistis sekaligus romantis: Kawah Sileri. Airnya berwarna abu-pucat, konon menyerupai “leri” air cucian beras dan di balik warna itulah tersimpan legenda cinta kerajaan yang begitu kuat, hingga dipercaya membentuk kawasan yang kita lihat hari ini. Ratusan tahun silam, berdirilah sebuah kerajaan megah di dataran tinggi bernama Kerajaan Mandalasari. Kerajaan ini terkenal dengan sawah berundak yang subur, aliran sungai dingin yang jernih, dan udara yang selalu wangi bunga liar. Di istana Mandalasari, hiduplah seorang putri: atau yang dicintai rakyat dengan nama Putri Leri, karena kelembutan hatinya yang seputih dan sebening air beras yang baru dicuci. Putri Leri memiliki kebiasaan istimewa: Setiap pagi ia mencuci beras sendiri—bukan karena tugas, tapi untuk berdoa agar rakyat Mandalasari selalu berkecukupan. Dari sinilah namanya lahir. Dari keikhlasannya. Dan dari keikhlasan itulah takdirnya dimulai. Suatu hari, Putri Leri turun ke pasar rakyat tanpa pengawal, menyamar sebagai gadis desa. Di sanalah ia bertemu Raka Dipa, pemuda tampan dari keluarga penggiling padi di lereng bukit. Tangannya penuh sisa air beras. Bajunya sederhana. Tatapannya jujur. Ketika Putri Leri membeli beras, Raka tanpa sengaja menumpahkan tempayan berisi leri ke ujung kain sang putri. Ia panik. Putri Leri tertawa lembut. “Jika kaki saya terkena leri, semoga ini pertanda baik.” Raka terpesona. Putri Leri tersentuh. Sejak hari itu, mereka diam-diam bertemu di sebuah dataran panas alami—yang kelak menjadi Kawah Sileri, saksi cinta mereka. Di tempat yang kini menjadi salah satu destinasi wisata terfavorit di Dieng itu, Putri Leri dan Raka berbagi mimpi: Raka ingin membuka lumbung beras agar rakyat tak kelaparan saat musim dingin. Putri Leri ingin memerintah dengan hati, bukan kekuatan. Mereka duduk di tepi mata air panas, meletakkan tangan bersama di dalam mangkuk air beras yang Putri Leri bawa dari istana—sebuah simbol janji. “Jika dunia tidak menyatukan kita,” kata Raka, “biarkan tanah yang menyatukan.” Namun cinta mereka adalah rahasia yang tak bisa selamanya tersembunyi Putri Leri sudah dijodohkan dengan Pangeran Batu Pala, sosok ambisius dari kerajaan lain yang menginginkan Mandalasari untuk kekuasaan, bukan cinta. Ketika ia mengetahui bahwa Putri Leri mencintai seorang rakyat biasa, ia murka. Ia menangkap Raka, menuduhnya sebagai penggoda putri kerajaan. Putri Leri mengejar mereka ke dataran panas di mana ia dan Raka biasa bertemu—tempat yang kini para wisatawan kenal sebagai Kawah Sileri. Putri membawa sebuah tempayan besar berisi air beras, simbol cinta yang selama ini ia jaga. Di bawah hujan dan badai kabut, Pangeran Batu Pala berusaha mendorong Raka ke dalam cekungan air panas. Putri Leri berteriak menghentikan. Ia memeluk Raka. Ia menumpahkan seluruh air beras itu ke tanah. Saat leri itu menyentuh permukaan air panas… bumi bergetar. Sebuah ledakan kecil terjadi. Uap putih membubung tinggi, seperti doa yang terbang ke langit. Putri Leri dan Raka lenyap dalam cahaya uap. Ketika kabut mereda, cekungan itu berubah menjadi kawah besar berwarna putih keabu-abuan: Kawah Leri yang kemudian dikenal sebagai Kawah Sileri. Rakyat percaya warna air Sileri—yang mirip cucian beras—adalah warisan cinta Putri Leri yang tumpah ke tanah. Hingga hari ini, wisatawan dari seluruh Indonesia datang untuk melihat sendiri tempat dimana legenda itu tercipta. Kawah Sileri menawarkan: ✨ Pemandangan dramatis dengan uap putih yang terus naik ✨ Spot foto alami dengan latar kawah yang eksotis ✨ Nuansa mistis yang lembut, tidak menakutkan tetapi justru romantis ✨ Sejarah legenda yang membuat pengalaman wisata lebih bermakna Banyak pasangan yang datang percaya bahwa: “Kabut Sileri adalah napas cinta Putri Leri dan Raka.” Jika kabut turun pelan, konon itu tanda bahwa cinta mereka sedang memberkati siapapun yang datang bersama orang yang dicintai. “Wisata Dieng bukan sekadar melihat alam… tetapi menjelajahi kisah cinta yang membentuknya.”
Dieng Mayo Official
5/8/20241 min read
Tulisan baru
